Biografi HOS Tjokroaminoto

Posted by smanekasivtujuhbelas Label:

HOS Tjokroaminoto
Ia di lahirkan dengan nama Raden Mas Oemar Said Tjokroaminoto yang dikenal sebagai Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto (lahir di ponorogo, 16 Agustus 1883). Terlahir dari perpaduan keluarga priyayi yang religious. Tjokroaminoto adalah anak kedua dari 12 bersaudara. Kakeknya, RM Adipati Tjokronegoro adalah seorang bupati di ponorogo, jawa timur, sedangkan ayahnya, Raden Mas Tjokroamiseno adalah wedana distrik kleco, madiun. Ia secara formal tak pernah nyantri, sekolah ditempuhnya dengan system pendidikan barat. Karena itu, ia menguasai bahasa inggris dan belanda.Didalam ensiklopedi islam disebutkan bahwasannya HOS Tjokroaminoto lahir di Bukur, Madiun 16 Agustus 1882 Yogyakarta.

Pendidikan HOS Tjokroaminoto



Pendidikan dasarnya ditempuh di madiun, disekolah belanda.[4] Kemudian pendidikan lanjutnya ia tempuh di OSVIA (opleiding school voor inlandsche ambtenaren “sekolah pendidikan untuk pegawai pribumi”) di magelang (1902). Di OSVIA, lama pendidikan adalah 5 tahun dan bahasa pengantarnya adalah bahasa belanda. Sekolah ini tidak saja terbuka bagi anak-anak golongan priyai, tetapi terbuka juga bagi anak-anak golongan biasa yang ingin memasuki dinas pengreh praja.

Setelah lulus dari OSVIA, Pada tahun 1902 sampai 1905 Tjokroaminoto menjadi juru tulis patih di ngawi (jawa timur), kemudian menjadi patih (pejabat dalam lingkungan pegawai negara pribumi), pembantu utama pada seorang bupati (regent). Pada bulan september 1905 ia minta berhenti dari jabatan. Alasannya, karena ia merasa tidak puas dalam kehidupan kepegawaian, tidak banyak menggembirakan hati dan terus-menerus berjongkok dan menyembah.[6] tak lama setelah ia menikah dengan Suharsikin, putri dari patih ponorogo. Lalu ia pindah ke Surabaya dan bekerja di sebuah perusahaan swasta.

Sambil bekerja, Tjokroaminoto masih menyempatkan diri untuk mengikuti sekolah lanjutan di sore hari, yaitu di BAS (Burgerlijke Avond School). Selain sebagai pegawai swasta, dirumahnya juga tjokro menerima kos-kosan yang dikelola oleh istrinya. Diantara anak kosnya adalah soekarno/bung karno, yang merupakan presiden pertama RI, ketika ia duduk di HBS Surabaya. Belakangan, soekarna adalah salah satu kader di bidang politik, dan pernah menjadi menantunya. Di mana Netty Utari, anak Tjokro adalah merupakan istri pertama dari bung karno. Tepatnya Tahun 1916 pemuda soekarno menjadi salah seorang anak indekosnya.

Sesudah menyelesaikan pendidikannya, HOS tjokroaminoto mendapat pekerjaan pada sebuah pabrik gula (1907-1912) dan menulis di harian bintang surabaya. Di pabrik gula ini ia mula-mula magang sebagai masinis dan kemudian diangkat sebagai ahli kimia. Namun pekerjaannya ditekuni hanya sampai bulan mei 1912, selanjutnya ia bekerja pada sebuah biro teknik disurabaya.

Bergabungnya HOS Tjokroaminoto pada organisasi sarekat islam. Dan peranan dia dalam menangani Sarekat Islam

Waktu Sarekat Islam (SI) didirikan (dengan nama Sarekat Dagang Islam [SDI]) pada tahun 1911 di surakarta, pimpinan berada ditangan K H. Samanhoeddhi.


Maka dicarilah orang yang berani dan punya visi kedepan. Para pencari dan pemburu bakat disebar, telinga dipasang, informasi di gali. Maka mereka pun mendengar, bahwa di Surabaya ada seorang pribumi, yang dididik secara barat, namun mempunyai keberanian yang memadai. Sebagai indikasi keberaniannya itu adalah, orang tersebut berani keluar sebagai pegawai negeri, dengan alasan tak mau terus-menerus merunduk pada pemimpin belanda. Maka orang tersebut adalah Tjokroaminoto yang mempunyai mata elang, kumis melintang, bicara lantang, dan punya visi dan misi dalam perjuangan hidupnya.

Dalam periode inilah, tepatnya pada bulan mei 1912, Tjokroaminoto berhubungan dengan beberapa wakil sarekat dagang islam surakarta-solo- yang sengaja mendatanginya. Kontraknya yang masih berjalan dengan perusahaan biro teknik Surabaya ditebus oleh pimpinan SDI (haji samanhoeddhi), agar ia dapat memberikan seluruh tenaganya kepada perkumpulan yang baru itu. Ia kemudian diminta untuk menyusun anggaran dasar (statuten) sarekat dagang islam (SDI) dan duduk sebagai komisaris. Ketika itu ia dikenal dengan sikapnya yang radikal dan menentang kebiasaan-kebiasaan yang berlaku bagi anak jajahan. Ia dikenal sebagai seorang yang menuntut persamaan derajat dengan pihak mana pun juga, apakah dengan seorang belanda atau dengan seorang pejabat pemerintah. Ia berkeinginan untuk melihat sikap ini dimiliki oleh kawan sebangsanya terutama dalam berhubungan dengan orang-orang asing. Ia mempunyai keberanian untuk duduk di kursi sewaktu menemui seorang belanda atau seorang pejabat pemerintah. Ia berkata kepada atasannya tanpa menundukkan muka ke bawah. Ia duduk diatas kursi dengan meletakkan sebelah kakinya diatas kakinya yang lain. Semua ini adalah soal-soal kecil tetapi pada masa itu dianggap pantang dilakukan.

Pada tanggal 10 september 1912 Di tangan Tjokroaminoto SDI (sarekat dagang islam) mengubah namanya menjadi Sarekat Islam (SI). Ia lalu mengubah haluan, menjadikan SI sebagai kumpulan umat islam yang hendak menegakkan islam sebagai agama dan mengilmui islam. Maka, para anggotanya pun tak semuanya para pedagang, tetapi dari semua unsur masyarakat. Saat itulah SI merambah ke berbagai bidang kehidupan umat, tak hanya beredar disolo dan jawa, tetapi juga melebar ke wilayah-wilayah luar jawa.


0 komentar:

Posting Komentar